Sejak tahun 1950-an, balai penelitian hortikultura jakarta telah aktif melakukan penelitian pada tanaman durian dengan car pemuliaaan. Dengan masuknya durian kani dan durian kanjau sekitar tahun 1960 yang dikembangkan pada kebunpercobaan khusus dihasilkanlah bibit bermutu baik. Setelah itu disusul dengan munculnya durian montong dari bangkok, yang hasilnya juga bagus. Sejak saat itulah durian introduksi ramai diperbincangkan sehingga hal ini mendorong Departemen Pertanian melepas beberapa durian lokal yang potensia.
Dengan meningkatnya mutu bibit durian itu, maka semakin meningkatkan juga budidaya durian itu sendiri. Banyak pengusaha baru yang membuaka usaha dalam skala yang luas. Bahkan kenun yang ditanamai bisa mencapai ribuan hekatar. Bahkan yang menekuni budidaya durian ini tidak ahanya petani saja, melainkan dari kalangan eksekutif pun banyak yang terjun di bidang ini. Dari pengalaman yang ada, budidaya yang intensif itu ternyata bisa menjadi lahan bisnis yang menguntungkan.
Bertitik tolak dari segi mutu bibit, teknik budidaya, kemanfaatan dan segi ekonomis, bisnis buah durian memiliki peluang yang lebih baik dan lebih menjanjikan dibandingkan tanaman buah lainnya. Sebab harga buah durian dari tahun ke tahun bertahan stabil, bahkan ada kecenderungan selalu meningkat.
Investasi usaha budidaya durian memang cukup tinggi, tetapi hasil yang diperoleh sangat tinggi pula. Perhitungan investasi ini dilakukan mulai panen kedua, yakni kurun waktu 6-7 tahun ke atas sejak bibit itu ditanam. Investasi yang kita tanam akan kembali setelah 8-10 tahun setelah tanam apabila kita memperhitungkan dengan baik semua faktor penunjang seperti teknik budidaya, penggunaan bibit, dan kondisi lahan yang memenuhi syarat.